*
SEJARAH DESA MONGGUPO
Mongusato Yiloopo” Panduan dua buah kata yang bertanda kutib ini f adalah bahasa asli Negeri Atinggola, artinya : Persaudaraan yang sedarah dan serumpun. Dari dua kata ini kemudian disederhanakan menjadi Manggupa. Semakin lama sebutan Manggupa menjadi baku dan akhirnya merubah menjadi Monggupo. Hal ini di karenakan oleh kesulitan pengucapan dan penulisanya.
Menurut ungkapan yang termuat dalam sebuah manuskripkum yang ditemukan pada tahun 1969 yang ditulis oleh Kadhi Perei ( Mahengke Blongkod ) putra asli Monggup, beliau mengisahkan bahwa sebelum terbentuk sebuah perkampungan, dikaki sebuah gunung yang bernama “Amangawa”, hanya ada terdapat sebuah daratan kecil yang menonjol kepermukaan laut yang namanya adalah daratan “RLuo’o” Daratan kecil itu belum memenuhi syarat untuk ditempati. Dari awalnya, tahun berganti tahun lambat laun daratan Luoo semakin melebar. Tersebut di dalam kisah para pendahulu itu sebelum daratan Luoo di huni oleh manusia, mereka (para leluhur) masih menempati lereng Gunung Amangawa yang biasa disebut juga Buta Inodugua” (tanah tumpah darah). Pada riwayat selanjutnya tentang kehidupan nenek moyang pada masa itu senantiasa memikirkan keadaan dan lingkungan tempat tinggal dan semakin bertambahnya anggota keluarga.
Disuatu ketika terjadi rencana ingin membuka lahan ditempat yang lain, namaun sebagian dari mereka tidak menghendaki gagasan itu dan memilih untuk tetap tinggal di tempat tersebut, dengan alas an sebuah wasiat yang mengatakan bahwa : “ Apapun yang terjadi jangan sekali-kali meniggalkan Buta Inodugua”
Kisah berikutnya tentang kehidupan leluhur bagaimana di katakana dalam riwayat bahwa : kelak dikemudian hari daratan Luoo” yang gersang penuh bebatuan itu akan di tempati oleh Mongowompu (generasi belakangan). Penuturan leluhur berupa pesan masa depan ini dari tahun ke tahun pada akhirnya menjadi kenyataan. Luoo “ yang tadinya gersang, kini telah dapat ditempati oleh Mongowompu dan sudah menjadi perkampugan. Dari sebutan Mongowompu kini generasi pewarisnya menamakan Monggupo yang maksudnya penyatuan nama tempat tinggal dan manusia penghuninya.Daratan Luoo” yang telah menjadi perkampungan dan bernama Monggupo semakin lama semakin bertambah neluas pengaruh menurunya permukiman air laut. Seiring dengan meluasnya daratan ini, terdapat juga jenis tanaman buahan yang dinamakan Angkupa. Pohon-pohon Angkupa ini tumbuh liar dan menjamur hingga menyebar keseluruh daratan Monggupo, sehingga seolah-olah perkampungan ini seperti hutan angkupa saja. Lama kelamaan sebutan Monggupo dikatakan juga atau sering ditulis Monggupa tetapi bukan berarti sebutan Monggupo itu hilang dan tidak terpakai lagi. Nama Monggupo tetap di pakai, hanya karena kesulitan pengucapannya berbeda dengan tulisanya maka sebutan Manggupa yang lebih lebih dikenal orang.
Desa Monggupo merupakan salah satu Desa yang tertua di Kecamata Atinggola bahkan di Provinsi Gorontalo. Kalau melihat Daftar Pemimpin Desa Monggupo (Kepala Desa) dibawah ini maka dapat dilihat bahwa Pemerintahan di Desa Monggupo sudah berlangsung + 200 tahun.
Tabel 1 : Sejarah Pemimpin Desa Monggupo (Kepala Desa)
No. |
Periode |
Nama Kepala Desa |
|
1. |
1816 – 1850 |
GURUDA PUABENGGA |
|
2. |
1850 – 1890 |
AMU PUABENGGA |
|
3. |
1890 – 1910 |
AMI PUABENGGA |
|
4. |
1910 – 1920 |
MANGGA |
|
5. |
1920 – 1945 |
LATIF PULUMODUYO |
|
6. |
1945 – 1950 |
UMAR POLAPA |
|
7. |
1950 – 1959 |
ABD. RAHMAN BLONGKOD |
|
8. |
1959 – 1960 |
MUSA LAMADI |
|
9. |
1960 – 1980 |
DAUD PULUMODUYO |
|
10. |
1980 – 1986 |
BAHRI PULUMODUYO |
|
11. |
1986 – 1988 |
KARIM DESEI |
|
12. |
1988 – 1991 |
SYAFRUDIN PULUMODUYO |
|
13. |
1991 – 1995 |
HAMID R. UMAR |
|
14. |
1995 – 1999 |
HARTO PULUMODUYO |
|
15. |
1999 – 2000 |
MOHAMAD LAMADI |
|
16. |
2000 – 2001 |
MUSLUKUM TONDAKO |
PLH |
17. |
2001 – 2006 |
HARTO PULUMODUYO |
|
18 |
2006 |
MUSLUKUM TONDAKO |
PLH |
19. |
2006 – 2012 |
HARTO PULUMODUYO |
|
20. |
2012 – 2018 |
MOHAMAD LAMADI |
|
21 |
2018-2020 |
FANDRI SUPU |
PLH |
22 |
2019-SEKARANG |
HARTO PULUMODUYP S.IP |
|